Ketika anda membuat website, tentu ada banyak konten yang harus dibuat seperti halaman penjualan, landing page, blog, halaman utama, susunan menu dan sebagainya. Anda mungkin merasa sangat senang dengan desain dan susunan website anda saat ini. Namun traffic anda tidak juga meningkat. Landing page anda saat ini kemungkinan juga sudah menerima traffic yang cukup besar. Namun hanya beberapa orang yang mendaftarkan emailnya ke newsletter blog anda.
Untuk mengetahui penyebab dan menemukan solusi berbagai masalah yang berhubungan dengan website dan aset digital lainnya, anda bisa menggunakan satu metode yang dikenal dengan A/B testing.
Contents
Apa Itu A/B Testing?
A/B testing atau seringkali disebut dengan split testing adalah proses pembandingan dua versi dari halaman website, email, iklan atau aset digital yang lainnya untuk menentukan mana yang lebih berhasil menggaet traffic website. A/B testing memudahkan anda untuk menentukan langkah bisnis selanjutnya, meningkatkan traffic website serta membangun strategi marketing berdasarkan data yang benar-benar akurat.
Cara Kerja A/B Testing
AB testing biasanya dilakukan dengan menayangkan konten kontrol versi A kepada 50% pengunjung serta konten versi B (konten pembanding) kepada 50% pengunjung lainnya. Jenis konten yang memberikan hasil lebih baik akan menjadi yang dipilih dan akan digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama. Misalnya konten versi A ternyata membuahkan hasil yang lebih baik maka anda harus mengarahkan 100% pengunjung ke konten tersebut.
Variasi konten tersebut kemudian akan menjadi konten kontrol dan selanjutnya akan dibandingkan dengan versi lain sebagai pembanding untuk pengujian yang lebih lanjut.
Hasil dari A/B Testing
Ada banyak sekali hasil yang bisa didapatkan kalau anda melakukan A/B testing dengan benar. Berikut ini beberapa hasil yang bisa anda capai dengan A/B testing:
1. Traffic Website Bertambah
Menguji beberapa format judul blog atau judul halaman website bisa menunjukkan mana yang lebih menarik untuk diklik. Anda pun bisa mengikuti format tersebut pada blog lain atau halaman lainnya untuk bisa meningkatkan traffic website secara konsisten.
2. Meningkatkan Conversion Rate
A/B testing yang dilakukan pada landing page dengan berbagai versi susunan, kombinasi warna serta anchor text bisa memberikan peningkatan terhadap konversi/penjualan.
3. Menurunkan Bounce Rate
Bounce rate merupakan persentase pengunjung yang meninggalkan website sesaat setelah mengunjunginya. Anda bisa melakukan A/B testing dengan menggunakan paragraf pembuka, font, video atau gambar sampul sebuah halaman untuk meningkatkan minat pengunjung membaca konten website lebih lanjut.
4. Menurunkan Pembatalan Pembelian
Pembatalan pembelian atau cart abandonment merupakan jumlah pengunjung yang sudah memasukkan produk ke dalam keranjang belanja namun tidak jadi melakukan pembayaran. 40%-75% pengunjung biasanya meninggalkan item di keranjang belanja mereka tanpa membeli apapun.
A/B testing bisa digunakan untuk menguji berbagai variasi foto produk, desain halaman pembayaran serta penyusunan informasi pada halaman tersebut untuk meningkatkan minat beli serta menurunkan tingkat cart abandonment.
5. Meningkatkan Kualitas Konten
Menguji copy pada iklan kreatif akan membantu anda melihat perbaikan apa yang dibutuhkan pada iklan yang anda rancang. Perbaikan-perbaikan ini bisa membantu anda merancang serta membuat hasil akhir iklan dengan kualitas konten serta bahasa yang lebih baik serta lebih efektif bagi pengguna.
Jenis-Jenis A/B Testing dan Penjelasannya
No | Jenis A/B Testing | Penjelasan |
1 | Uji pengalaman pengguna (user experience test) | Jenis A/B testing yang berhubungan dengan tata letak dan interaksi pengguna dengan website anda |
2 | Uji desain halaman | Split testing bertujuan untuk membandingkan dua versi visual yang berbeda dari satu halaman website |
3 | A/B/n testing | A/B/n testing adalah versi pengujian yang meliputi lebih dari dua variasi dari satu aset digital yang sama |
Langkah-Langkah A/B Testing
Sebelum menerapkan metode A/B testing, anda harus memahami gambaran umum tentang cara melakukannya. Beberapa langkah sederhana dalam proses A/B testing yaitu:
1.Kumpulkan data
Anda bisa menggunakan analitik untuk mendapatkan gambaran mengenai hal-hal yang harus mulai dioptimalkan pada aset marketing. Misalnya mencari halaman situs dengan tingkat konversi rendah yang bisa ditingkatkan.
2. Identifikasi Sasaran
Sasaran yang dimaksud di sini adalah metrik yang anda gunakan untuk menentukan apakah variasi yang anda uji lebih berhasil dibandingkan dengan versi aslinya. Misalnya ketika anda melakukan A/B maka anda bisa membandingkan total klik atau sign up dari setiap versi email marketing yang diuji.
3. Buatlah Hipotesis
Setelah anda mengidentifikasi sasaran atau tujuan, anda bisa mulai menghasilkan ide A/B testing serta hipotesa mengapa anda menganggap bahwa perubahan yang diuji itu akan lebih baik dibandingkan dengan versi yang ada saat ini.
4. Buatlah Variasi
Anda bisa menggunakan tools A/B testing untuk membuat perubahan yang diinginkan pada aset marketing yang ingin diuji misalnya membuat variasi warna tombol, urutan elemen pada landing page serta menyembunyikan elemen navigasi dan sebagainya.
5. Jalankan Eksperimen
Anda bisa mulai melakukan pengujuan terhadap kelompok audiens anda. Lihatlah bagaimana interaksi mereka dengan setiap pengalaman yang bisa diukur, dihitung serta dibandingkan untuk menentukan bagaimana kinerja masing-masing.
6. Analisa Hasil
Tools A/B testing biasanya akan menyajikan data dari pengujian tersebut untuk menunjukkan perbedaan antara performa dua versi aset marketing yang diuji. Lihat apakah ada perbedaan yang signifikan secara statistik. Jika variasi yang anda buat lebih efektif, maka lihatlah apakah anda bisa menerapkan perubahan tersebut atau melanjutkan pengujian baru untuk meninngkatkan hasil.
Jika hasil pengujian lebih buruk maka gunakan ini sebagai pembelajaran untuk menghasilkan hipotesis baru yang akan diuji kembali. Melakukan A/B testing menjadi cara yang bisa anda lakukan untuk memahami kualitas dan konten dari segi pemasaran seperti apa yang ingin dilihat oleh audiens anda.
FAQ
Apa saja yang bisa anda uji dengan metode A/B testing?
-A/B testing bisa digunakan untuk menguji kata, frasa, foto, video, testimoni dan elemen lain yang bekerja paling baik. Perubahan yang paling sederhana pun bisa mempengaruhi rasio konversi.
Berapa lama A/B testing seharusnya dilakukan?
-Satu hingga dua minggu. Tujuannya yaitu agar anda mendapatkan sampel yang representatif dan agar data anda akurat. Ini adalah durasi yang disarankan oleh pakar marketing.